Jumat, 08 Juli 2011

Kuasa Kristus

Saat teduh hari ini (2010/02/22) terambil dari Matius 9:1-8. Di sini Yesus menunjukkan kepada ORANG BANYAK otoritasnya sebagai Allah. Dia mengampuni dosa seorang yang lumpuh dengan berkata, "Percayalah hai anak-Ku, dosamu telah diampuni." Kemudian Ia berkata, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan ORANG ITU pun bangun lalu pulang. Matius 9:8 berkata, "Maka ORANG BANYAK yang melihat hal itu TAKUT lalu MEMULIAKAN ALLAH yang telah memberikan KUASA sedemikian itu kepada MANUSIA." Teman-temanku di ladang Tuhan, mari kita memohon KUASA yang demikian dalam pelayanan. Mari kita memohon KUASA SANG ANAK MANUSIA sehingga melalui pelayanan kita ORANG BANYAK menjadi TAKUT lalu MEMULIAKAN ALLAH!Soli Deo Gloria!

Pengharapan

Saya diberkati dengan sate hari ini (2010/04/08). Didasarkan pada Roma 8:18-30. Saya ingin fokus ke Roma 8:24, 25, "Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dlilihatnya? TETAPI JIKA KITA MENGHARAPKAN APA YANG TIDAK KITA LIHAT, KITA MENANTIKANNYA DENGAN TEKUN." Terjemahan NIV lebih jelas lagi, "For in this hope we were saved. But hope that is seen is no hope at all. Who hopes for what he already has? But if we hope for what we do not yet have, we wait for it patiently." Sdr2, ayat ini ada di dalam konteks, di mana Rasul Paulus mengalami berbagai penderitaan setelah ia mengikut Tuhan (ay. 18). Paulus yakin di dalam imannya bahwa penderitaan yang ia alami saat ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan ia alami kelak (ay. 18)! Ini yang membuat Paulus terus menerus SURVIVE di dalam "ladang pelayanan," yaitu iman. Itu lah sebab, penulis Ibrani mengatakan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita HARAPKAN dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita LIHAT. Paulus belum melihat kemuliaan itu, Paulus belum memiliki kemuliaan, yang ia lihat saat ini hanyalah penderitaan. Saya juga ingin mengutip Ibrani 5:8-10, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah DIDERITA-Nya, dan sesudah Ia mencapai KESEMPURNAAN-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek." Yesus Kristus pun Tuhan kita, hidup dalam PENDERITAAN, namun Ia TAAT di dalam penderitaan itu, sehingga Ia mencapai kesempurnaan-Nya! Sdr2, mungkin ada di antara kita yang mengalami kesesakan di dalam hidup ini. Mungkin ada di antara kita yang merasa bahwa masa depan begitu gelap. Mau menyerah atau putus asa? Mari kita ingat janji Tuhan ini, hiduplah dalam pengharapan! Sesuatu yang memang belum kita lihat! Sebab kalau kita sudah melihat tidak bisa disebut pengharapan lagi. Mari kita hidup dalam iman! Sebab memang inilah hidup Kristen, hidup dalam iman!
Hari senin lalu saya ikut konser di UPH, konser ditutup dengan pujian berjudul STANDING ON THE PROMISES, saya dikuatkan, ijinkan saya menuliskan beberapa liriknya

Standing on the promises that cannot fail, when the howling storms of doubt and fear assail,
By the living word of God I shall PREVAIL, standing on the promises of God
I'm standing on the promises of God!
GBU all!

Kekekalan dan Kefanaan

Esau adalah seorang lelaki tulen, bulunya lebat dan gemar berburu. Dia anak kesayangan Ishak. Sementara itu, Yakub adalah seorang anak mami, yang disayangi Ribka, dan gemar memasak. Namun justru, sang anak mami itu lah yang akan menundukkan kakaknya. Memang benar, cara Yakub memperoleh hak kesulungan itu keliru, namun orientasi Yakub tidak lah keliru. Esau memandang remeh hak kesulungan, dengan berkata, "sebentar lagi aku akan mati apa gunanya hak kesulungan itu bagiku?" Esau hanya memperhatikan kenikmatan sesaat, dia lupa yang bersifat kekal itu. Sementara itu Yakub (sesalah-salahnya dia) memperhatikan hak kesulungan yang bersifat kekal. Semangkuk sup kacang merah sebetulnya tidak ada apa-apanya dibandingkan Hak kesulungan!!!! Kalimat Esau di atas SANGAT SALAH! (Kisah seru kemarahan Esau dapat dilihat di Kejadian 27:30-40). Ishak mengurapi Esau dengan berkata, "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari atas langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." Saudara-saudara, kita seringkali bertindak seperti Esau, yang memandang enteng kehidupan rohani yang kekal nilainya. Kita lebih suka "semangkuk sup kacang merah" yang memang nikmat pada saat itu tetapi menjadi kutuk untuk selamanya! Kita hanya mau kenikmatan sesaat dari pada kekekalan. Kita lebih suka ke berfoya-foya daripada berdiam diri di hadapan Tuhan. Kesenangan-kesenangan kita suatu hari nanti akan berakhir, kegagahan kita suatu hari nanti akan sirna seiring dengan bertambahnya usia dan berbagai macam penyakit yang akan menggerogoti tubuh yang kita banggakan ini. Kegantengan dan kecantikan yang kita agung-agungkan akan memudar karena kerut akan bermunculan. Oh saudara-saudaraku, ada hal kekal yang seharusnya menjadi orientasi kita. Firman Tuhan, saat teduh, beribadah ke gereja, semuanya itu akan memberikan kedewasaan rohani, yang tidak akan sirna ditelan oleh waktu sampai kapanun juga. Dunia ini akan segera layu, tetapi Firman Allah akan tinggal tetap sampai selama-lamanya (Yes. 40:8). Apakah yang kita mau? Semangkuk sup kacang merah? Atau hak kesulungan? Jangan jual hak mu demi semangkuk sup!!!!

Cepat mendengar lambat berkata-kata

Hari ini (28/6) Komisi Remaja GKI Kota Modern mengadakan Training MC (Bagaimana training hari ini? bagus kan? sapa dulu dunk trainernya?wkwkwk). Di training ini kami makan siang nasi padang. Apalagi kalau bukan nasi padang bu alex! hehehehehe
Kami pesan 22 bungkus, untuk 22 orang. Kemudian tibalah saatnya kami membagi-bagikan makanan padang impian semua orang itu hehehehe. Saya dan apaw berteriak-teriak membagi-bagikan nasi padang. Tiba-tiba Veve alias Fidella Graine (hehehe) tidak kedapatan makanan. Otomatis kami kebingungan. Apawpun seperti biasa (hehehehehe) mengakui kesalahannya,"Iya gua ga itung lu ko...Hahahaha."
Di acara tersebut, ai atau yang biasa dikenal dengan angriany sihombing (hehehe) datang jam 1. Jadi "kami" memang menyisakan 1 nasi bungkus untuknya. Ternyata pada waktu ai datang, ada dua nasi bungkus yang tersisa. Otomatis saya dan apaw langsung saling menatap dan kami berkata kalimat yang bunyinya sama, "Kan tadi gua uda teriak-teriak: ini buat angri." Sadarlah kami bahwa tadi kami tidak saling mendengarkan kami hanya mau berkata-kata dan tidak mendengarkan orang lain. Kami masing-masing minta dimengerti dan tidak mau mengerti orang lain (akhirnya nasi padangnya gua makan..hehehe).
Temans, mari kita perhatikan hidup kita.Mana lebih banyak, mendengar atau didengar? Minta orang lain mengerti atau mau mencoba mengerti orang lain? Mari kita belajar untuk lebih banyak mendengar.
Yakobus 1:19, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata. . . . "